HOME Back

Use the

Planning a Trip to Japan?

Share your travel photos with us by hashtagging your images with #visitjapanjp

NAIKI KERETA, DUDUK DI SAMPING JENDELA BESAR UNTUK NIKMATI PESONA PESISIR SANRIKU Nature

Naiki Kereta, Duduk di Samping Jendela Besar untuk Nikmati Pesona Pesisir Sanriku

 

Kereta Api Sanriku yang populer menawarkan pemandangan pesisir yang indah dan dramatis di Prefektur Iwate, sebelah utara Jepang. Jalur Rias, tempat kereta ini beroperasi, awalnya terbagi atas dua jalur, yakni bagian selatan yang membentang dari Sakari ke Kamaishi, serta bagian utara yang menyambungkan Miyako dengan Kuji. Di antara kedua jalur tersebut, terdapat Jalur JR Yamada sebagai penghubung antara Kamaishi dengan Miyako.

 

 

Akan tetapi, gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada Maret 2011 menimbulkan kerusakan besar pada rel kereta api, stasiun, hingga jembatan. Seakan tak gentar, pemerintah setempat kembali membangun jalur ikonis ini untuk kepentingan transportasi warga sekitar dan mengembalikan kejayaan Kereta Api Sanriku. Pada April 2014, Kereta Api Sanriku yang dinantikan telah kembali, dilanjutkan dengan efektivitas Jalur JR Yamada dari Kamaishi ke Miyako pada tanggal 23 Maret 2019. Saat ini, terbentang Jalur Rias Kereta Api Sanriku sepanjang 163 km yang langsung menghubungkan Sakari dengan Kuji. 

 

Naik dan Turun Sesuka Hati, Kunjungi Destinasi Mengagumkan di Sepanjang Pesisir Sanriku

 

Menawarkan pemandangan pesisir laut penuh ketenangan dengan total tempuh 4,5 jam perjalanan, Kereta Api Sanriku menjadi sarana tepat bagi Anda yang ingin melepas penat. Selama perjalanan, Anda bisa turun di lokasi tertentu untuk mengagumi landmark bersejarah sekaligus mencicipi hidangan lokal. Tiket yang fleksibel seperti 1-Day Free Ticket dan 1-Way-Stopover Ticket bisa menjadi pilihan untuk mengeksplorasi keindahan Sanriku.

 

Stasiun Koishihama yang merupakan pemberhentian ketiga dari Sakari populer sebagai tempat yang membawa keberuntungan asmara bagi pengunjungnya. Stasiun ini dikenal dengan pajangan unik dari cangkang kerang emas bertuliskan harapan dalam cinta atau doa untuk pemulihan dari bencana yang menimpa wilayah ini tahun 2011. Pengunjung yang turun dan naik di stasiun ini dapat menuliskan keinginan mereka di kulit kerang dan turut menggantungnya tanpa dipungut biaya.

 

Berlanjut ke Stasiun Heita, satu pemberhentian sebelum Stasiun Kamaishi, di mana Anda bisa menikmati pemandangan Teluk Kamaishi dan Patung Kannon berwarna putih, Kamaishi Dai-Kannon, setinggi 48,5 meter. Untuk mencapai patung ini, Anda perlu berkendara 10 menit dengan bus Iwate-ken Kōtsū ke Kami-heita dari stasiun berikutnya, yakni Kamaishi.

 

 

Ketika berada di Kamaishi, jangan lewatkan Situs Penambangan dan Peleburan Besi Hashino yang merupakan salah satu Warisan Dunia UNESCO. Meskipun berjarak 50 menit berkendara dari Stasiun Kamaishi, pemandangan reruntuhan tungku yang yang pernah dibangun menggunakan teknik konstruksi kastil kayu Jepang akan membuat Anda tercengang. Selain itu, Kamaishi juga dikenal sebagai ‘Kota Rugby’ yang menjadikan kota ini sebagai salah satu dari 12 tuan rumah untuk Rugby World Cup tahun 2019. Stadion Kamaishi Recovery Memorial bisa Anda capai hanya 10 menit berjalan kaki dari Stasiun Unosumai, pemberhentian kedua dari Stasiun Kamaishi. Merupakan salah satu distrik dengan kerusakan terparah dalam bencana gempa dan tsunami 2011, turnamen kelas dunia Rugby World Cup diharapkan menjadi jalan untuk pemulihan bagi warga sekitar, serta apresiasi bagi dunia yang telah mendukung kebangkitan Kota Kamaishi, khususnya distrik Unosuma.

 

Ketika sampai di Stasiun Miyako, jangan lewatkan keindahan Pantai Jodogahama yang terletak 15 menit berkendara dengan bus dari stasiun. Sesuai dengan namanya yang berarti ‘pantai dengan tanah yang suci’, pantai ini menawarkan keindahan laut biru yang jernih, lengkap dengan kerikil putih dan bebatuan di sepanjang pantai. Di musim panas, Anda bisa berenang menikmati segarnya di air laut yang dingin. 

 

 

Pemandangan Samudra Pasifik yang terbentang sepanjang perjalanan dari Stasiun Horinai ke Stasiun Shirai-Kaigan akan memanjakan mata Anda. Kereta bahkan berhenti selama semenit untuk memberikan kesempatan bagi Anda yang ingin mengambil gambar. Jika belum puas, Anda bisa naik ke Jembatan Horinai, sekitar 20 menit berjalan kaki dari Stasiun Horinai. Dibangun lebih tinggi dari jembatan yang dilewati kereta, Anda bisa memandangi kereta yang berlalu-lalang, lengkap dengan laut lepas sebagai latarnya. Sebuah pengalaman yang tak bisa Anda lewatkan!

 

Berkendara dengan Kereta Api Kotatsu di Musim Dingin

 

Ketika musim dingin tiba, siapkan diri Anda untuk perjalanan nyaman dengan Kereta Api Kotatsu, kereta musiman bergaya retro yang menjadi inovasi brilian. Keunikan kereta ini terletak pada 12 meja Kotatsu, meja kayu tempat menghangatkan kaki lengkap dengan penghangat dan selimut tebal, yang masing-masing dapat mengakomodasi 4 orang. Meja Kotatsu ini merupakan simbol dari kehangatan rumah di pedesaan Jepang, dan di kereta ini, Anda bisa menghangatkan diri sekaligus melihat pemandangan luar biasa yang terhampar di luar jendela.

 

Tak hanya duduk dan bertukar cerita, di dalam kereta ini Anda juga bisa menikmati sajian seafood dalam bekal makanan sembari menikmati pertunjukan tradisional yang dipersembahkan para staff. Kereta Api Kotatsu memulai perjalanannya dari Stasiun Kuji ke Stasiun Tanohata, lalu berhenti selama 15 menit di Stasiun Tanohata sebelum kembali mengarah ke Stasiun Kuji.

Lihat juga artikel dibawah ini

Please Choose Your Language

Browse the JNTO site in one of multiple languages