SELAMI BUDAYA JEPANG YANG PENUH WARNA Tradition
Selami Budaya Jepang yang Penuh Warna
Di tengah kemajuan teknologi dan padatnya gedung-gedung pencakar langit, budaya dan tradisi di Jepang seakan tak terusik. Bahkan, terpelihara dengan amat baik. Bangunan dan kuil berusia ratusan tahun berdiri dengan kokoh dan masih memesona. Ragam festival dan upacara masih dilestarikan hingga saat ini, seiring dengan teknik dan keterampilan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tak heran jika budaya Jepang dikenal dan dikagumi secara global.
Destinasi Menarik untuk Kembali ke Masa Lalu
Bagi Anda yang ingin melihat Jepang di masa lampau, banyak destinasi menarik yang tak tergerus waktu. Distrik Gion yang terletak di Kyoto merupakan salah satu area yang difavoritkan banyak wisatawan berkat pesona teahouse tradisional dan rumah-rumah bagi para Geisha. Hingga saat ini, rumah-rumah tersebut masih menghadirkan hiburan untuk tamu dari kalangan tertentu. Selain distrik Gion, distrik Higashi-Chaya di Kanazawa juga dikenal sebagai destinasi bersejarah tempat para Geisha menghibur tamu dengan tarian dan nyanyian. Banyak bangunan di Higashi-Chaya yang terbuat dari kayu dan telah berusia sekitar 200 tahun. Saat ini, sebagian besar bangunan kayu tersebut telah beralih fungsi menjadi kafe, restoran, toko, dan toko souvenir.
Destinasi tak kalah menarik lainnya ialah “distrik Samurai” yang terbentuk sejak zaman Edo, yakni sekitar tahun 1603 hingga 1867. Beberapa di antaranya ialah Kakunodate di Prefektur Akita yang pernah ditinggali sekitar 80 keluarga Samurai pada masanya. Hingga saat ini, terdapat enam rumah keluarga Samurai yang terbuka untuk umum dan bisa Anda kunjungi sekitar bulan April hingga Oktober setiap tahunnya. Di Kanazawa, Nagamachi juga merupakan area yang populer sebagai distrik Samurai. Pastikan Anda berkunjung ke Nomura-ke Residence yang dikenal dengan taman yang amat menenangkan, lengkap dengan sungai dan air terjun kecil, jembatan dari granit, dan yang paling mengesankan, pohon Bayberry yang telah berusia 400 tahun.
Ingin melihat pesona kuil-kuil, bangunan kuno, hutan bambu, dan pertunjukan teater? Kyoto yang dapat ditempuh kurang lebih 2,5 jam perjalanan Shinkansen dari Tokyo bisa menjadi kota yang tepat untuk mendalami sejarah dan budaya Jepang, seperti seni, teh, hingga ajaran filsafat Zen Buddhisme. Di musim semi, kota ini akan dipenuhi bunga Sakura yang bermekaran dengan dominasi warna merah jambu yang luar biasa cantik. Musim gugur juga menawarkan pemandangan yang hangat di mata, dengan dedaunan jingga yang menghias sudut-sudut jalan, menambah keindahan kota yang estetis ini.
Jika Anda ingin mengenakan kimono, setiap sudut Kyoto akan melengkapi penampilan Anda. Berkunjunglah ke Fushimi Inari Taisha, kuil Shinto dengan warna merah menyala yang ikonis. Nikmati juga keindahan Kuil Buddha Kinkakuji. Warnanya yang keemasan bersinar ketika matahari terbit, lengkap dengan pantulan langit jingga di danau yang mengelilinginya. Jika ingin suasana yang lebih kasual, menelusuri jalan setapak Philosopher Path bisa menjadi pilihan. Terbentang sepanjang 1,5 kilometer di samping kanal, suasana tenang dengan gemercik air akan menjadi pengalaman sensoris yang tak terlupakan.
Jepang dan Bunga: Tak Bisa Dipisahkan
Masyarakat Jepang selalu menjadikan musim sebagai tema aktivitasnya. Bunga-bunga yang bermekaran di bulan dan waktu tertentu turut menandakan datang dan perginya suatu musim. Oleh karena itu, kegiatan menikmati mekarnya bunga amat populer di kalangan masyarakat. Piknik di bawah kanopi merah jambu pohon Sakura menjadi kegiatan yang selalu dinanti saat musim semi tiba.
Selain bunga Sakura, terdapat bunga-bunga lain yang mekar di musim semi di antaranya ialah Ume atau bunga Plum, bunga Pink Moss atau Shibazakura, bunga Tulip, dan bunga Wisteria. Saat musim panas, bunga yang mekar seperti bunga Mawar, bunga Hydrangea atau Ajisai, bunga Matahari, bunga Nemophilia dan bunga Lavender. Di musim gugur pemandangan semakin berwarna dengan daun daun musim gugur dan juga semak Kochia yang berubah menjadi merah keunguan. Kapanpun berkunjung ke Jepang, bunga musiman akan selalu menyambut Anda.
Upacara Minum Teh, Ritual Sakral yang Berseni
Di Jepang, upacara minum teh memiliki arti yang mendalam. Tak sekadar menuangkan dan menerima teh lalu meminumnya, tradisi ini mengajarkan tata krama dalam hubungan tuan rumah dengan tamunya. Meskipun terkesan sederhana, tuan rumah akan mempersiapkan semua kebutuhan dengan sempurna untuk menghadirkan pengalaman yang menyenangkan bagi sang tamu.
Meskipun datang sebagai wisatawan, Anda bisa mengikuti ritual ini ketika mengunjungi Jepang. Kyoto menjadi salah satu kota yang direkomendasikan untuk mencoba upacara minum teh. Dalam suasana yang lebih formal, ritual ini memakan waktu beberapa jam, dimulai dari hidangan multi menu kaiseki, diikuti dengan sajian teh dalam mangkok tebal, dan dilanjutkan dengan teh dalam mangkok yang lebih tipis. Teh yang dibuat dari bubuk matcha akan disajikan di ruangan minum teh tradisional beralaskan tatami, ruangan ini biasanya dikelilingi kebun di sekitarnya.
Rasakan Keriuhan Festival
Pada momen-momen khusus, Anda bisa menikmati perayaan yang telah dihelat berabad-abad lamanya. Jika berkunjung ke Tokyo pada pertengahan Mei, jangan lewatkan keseruan Kanda Matsuri, pesta rakyat untuk mengucap syukur, serta mendoakan kemakmuran dan keberuntungan masyarakat. Festival ini meliputi arak-arakan dengan nyanyian penuh semangat dan tarian tradisional yang bisa Anda saksikan di distrik Kanda dan Nihonbashi.
Lain halnya dengan Gion Matsuri, pawai kendaraan hias dengan lentera menyala dan iringan musik Gion-bayashi di Kyoto. Momen ini kerap dimanfaatkan oleh penduduk setempat dan pengunjung yang hadir untuk keliling kota mengenakan kimono. Keseruan Tenjin Matsuri di Osaka juga patut Anda saksikan. Festival yang diadakan di darat dan di perairan ini dimeriahkan dengan ribuan kembang api, iring-iringan perahu, dan suasana meriah dari tarian, busana eksotis, serta tabuhan gendang taiko.