Buddha Kembar Menyambut para Pelancong di Wihara dari Zaman Heian
Dibangun antara tahun 834 dan 847 pada zaman Heian, Wihara Buddha Nisonin ditetapkan sebagai wihara resmi Kaisar Saga. Wihara ini habis terbakar saat Perang Onin (1467-77), namun beberapa bangunannya dipugar, termasuk aula utama dan gerbang Chokushi-mon.
Jangan Lewatkan
- Lonceng Kebahagiaan di wihara, dibunyikan tiga kali: karena kita masih hidup, untuk nyawa mereka yang berada di sekitar Anda, dan semua kemanusiaan
- Ruang Teh Misono-tei hanya dibuka saat musim semi dan gugur
Sekilas Fakta
Banyaknya makam bangsawan kekaisaran menunjukkan betapa terhormatnya wihara ini
Wihara ini dan Gn. Kokura di belakangnya telah lama dikenal karena dedaunan musim gugurnya yang indah
Menuju Lokasi
Anda dapat mencapai wihara dengan kereta api dan dilanjutkan dengan berjalan kaki atau taksi.
Wihara Buddha Nisonin dicapai dengan berkalan kaki 10 menit dari Stasiun Saga-Arashiyama atau Stasiun Arashiyama di Keifuku Line. Dari Stasiun Hankyu Arashiyama memakan waktu sekitar 30 menit.
Dua patung dengan makna abadi
Nama Nisonin yang berarti “dua patung suci” diperoleh dari dua patung utama yang berdiri di wihara, Shaka Nyorai dan Amitabha Tathagata. Keduanya ditetapkan sebagai Aset Budaya Penting Jepang. Patung memiliki perbedaan tipis, seperti bentuk jemari mereka yang ditanamkan makna religius.
Kedua patung berada di sini karena Shaka Nyorai mengirimkan mereka yang meninggalkan kehidupan ini ke alam baka, sedangkan Amitabha Tathagata menyambut mereka ke dalam Tanah Suci (surga bagi penganut Buddha).
Wihara kuno dengan perpaduan keyakinan
Nisonin pada awalnya adalah tempat untuk mempelajari keempat sekte Buddha—Tendai, Shingon, Risshu, dan Jodo—namun kemudian menjadi wihara khusus Tendai sejak zaman Meiji.
Tempat peristirahatan terakhir bangsawan
Banyaknya makam kaisar dan bangsawan kekaisaran (kelas tertinggi kedua setelah keluarga kekaisaran dalam masyarakat zaman Heian) menunjukkan pamor wihara ini.