YAMAGUCHI Hagi Kota Istana di Distrik Mungil yang Mengubah Masa Depan Jepang

Hagi, sebuah kota istana yang dilestarikan di Prefektur Yamaguchi , merupakan tempat yang kaya sejarah dan budaya bernilai tinggi. Sebagai salah satu cawan revolusi yang menghentikan kekuasaan samurai di Jepang, kota ini merupakan rumah bagi lima situs Warisan Dunia yang mencatat kelahiran industrialisasi Jepang. Kota ini dikenal karena jenis tembikar yang membawa namanya, distrik tempat tinggal samurai yang lestari dan jalanan berdinding putih dengan jajaran pohon jeruk.

Jaringan bus yang baik memudahkan perjalanan menuju Hagi dari Stasiun Shin-Yamaguchi di Kota Yamaguchi .

Naiklah Bus Bocho atau Bus JR dari Stasiun Shin-Yamaguchi menuju Pusat Bus Hagi. Yang paling cepat adalah Bus Hagi-go, bus tanpa henti yang memerlukan waktu satu jam untuk sampai.

Meskipun berada ratusan kilometer dari Tokyo, Hagi turut mengubah Jepang baik secara politik maupun industri. Bersama dengan pendukung revolusi di Daerah Kekuasaan Satsuma di Kyushu, para pemimpin di sini membantu menggulingkan keshogunan dan membuka Jepang menuju modernisasi.

Di Hagi inilah langkah-langkah awal menuju industrialisasi dibuat selama pertengahan abad ke-18. Lima situs Warisan Dunia UNESCO di sini, seperti Kota Istana Hagi , Tungku Gema Hagi, Galangan Kapal Ebisugahana, Akademi Shokasonjuku , dan Kerajinan Besi Ohitayama Tatara, dibangun untuk memajukan ambisi klan samurai setempat. Kelima situs ini berada tak jauh dari Hagi.

Distrik samurai dan pedagang yang dilestarikan di kota tidak banyak berubah, sampai-sampai distrik ini bisa dijelajahi dengan peta dari zaman Edo.

Pantai Kikugahama menyuguhkan pasir putih dan pepohonan pinus hijau di dekat reruntuhan Istana Hagi . Setelah berenang, berjalanlah dengan santai melewati area Hamasaki dan lepaskan kekaguman Anda untuk tempat tinggal pedagang di bekas pelabuhan ini. Terdaftar sebagai Distrik Pelestarian Penting, area ini menawarkan pemandangan kontras dengan tempat tinggal samurai di area Kota Istana Hagi .

Lima samurai muda yang dikenal sebagai Lima Choshu adalah sosok yang melegenda di Hagi. Mereka mempertaruhkan nyawa dengan pergi secara ilegal ke London untuk belajar pada tahun 1863. Berbekal pengetahuan baru, mereka berniat memajukan Jepang lewat teknologi.

Ekspedisi berani ini membantu Jepang bergerak maju setelah terisolasi selama berabad-abad. Ito Hirobumi, seorang murid di Akademi Shokasonjuku dan salah satu dari Lima Choshu, menjadi perdana menteri Jepang pertama. Temukan kisah mereka di Museum Bakumatsu di Hagi, dengan terjemahan bahasa Inggris dari awal sampai akhir.

Terletak di pesisir Laut Jepang, Hagi terkenal karena ikannya. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba gozen Hagi, yaitu menu hidangan lokal yang disajikan di mangkuk tembikar ala Hagi yaki. Menu ini merupakan jamuan bagi mata dan lidah Anda.

Selagi Anda di sini, coba gunakan tangan Anda untuk membuat tembikar khas setempat di bawah panduan pengrajin setempat. Kerajinan tembikar Hagi yaki telah dikaitkan dengan upacara minum teh sejak zaman Edo (1603-1867) dan merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya lokal Hagi. Pertemuan dengan pengrajin tembikar dan kunjungan ke bengkel mereka menawarkan kesempatan unik untuk memahami tradisi kuno dan peran penting kerajinan ini di Hagi.

Setelah Anda menjelajahi semua yang bisa ditawarkan oleh Hagi, waktunya untuk pergi sedikit lebih jauh. Salah satu wisata yang direkomendasikan adalah Dataran Tinggi Senjojiki yang menghadap lautan dari atas, sebelum berjalan melewati lorong gerbang torii merah 123 yang memesona di Kuil Shinto Motonosumi Inari-jinja .

Jembatan Kintaikyo dan busur-busurnya yang menakjubkan, yaitu salah satu simbol Yamaguchi, menjadi destinasi perjalanan satu hari yang luar biasa dari Hagi.