HOME Back

Use the

Planning a Trip to Japan?

Share your travel photos with us by hashtagging your images with #visitjapanjp

sg058 sg058

PANDUAN Bergabung dalam Festival Lokal di Jepang Pergilah ke jantung budaya lokal Jepang dengan bergabung ke dalam suatu festival

Matsuri Adalah Salah Satu Aspek Terpenting dari Budaya Jepang

Apa Itu Matsuri?

Matsuri adalah festival Jepang, dan merupakan cara bagi komunitas lokal untuk berkumpul dan mengadakan perayaan. Hampir semua matsuri memiliki hubungan dengan agama Buddha, Shinto, keempat musim, atau acara sejarah yang penting, meskipun beberapa sepenuhnya bergantung pada keindahan kembang api. Matsuri ada kalanya mempersembahkan prosesi religius dan luhur, yang menemani dewa Shinto dari satu kuil ke kuil lainnya. Di waktu lain prosesi ini adalah pertemuan sekuler santai yang terkait dengan musim. Misalnya, ketika musim semi mengubah lanskap menjadi sulaman lembut bunga sakura, masyarakat berkumpul ke taman untuk melihat bunga merah muda ini dan menikmati atmosfer meriah. Beberapa matsuri tertentu dirayakan secara nasional, tetapi kebanyakan adalah acara masyarakat sekitar yang muncul dari banyak mikro kultur di Jepang, sehingga banyak festival lokal unik yang masih dirayakan sekarang.

 

Bergabung ke matsuri adalah cara menyenangkan untuk belajar lebih banyak tentang budaya lokal

 

Unsur Umum dari Sebuah Matsuri

Mikoshi

Kebanyakan matsuri memperlihatkan mikoshi atau usungan sakral. Usungan ini tentu saja adalah kuil portabel mini. Pengunjung kuil menjemput dewa dari kuil rumahan mereka dan membawanya berpawai mengelilingi lingkungan sekitar. Di beberapa festival, prosesi ini berlangsung tenang dan lancar. Di beberapa festival lainnya, mikoshi digoyangkan ke depan dan belakang untuk menghibur sang dewa.

Perahu Hias Dashi

Dashi adalah perahu hias yang mewakili roh dan dewa lokal di suatu parade. Perahu hias ini ditarik, tidak seperti mikoshi yang diusung, dan dihiasi dengan mewah. Perahu hias yang ditarik oleh empat atau lima orang ini mungkin berukuran kecil atau sebesar bangunan.

Musik

Musik matsuri dipenuhi oleh bunyi-bunyian tradisional yang dibuat dari hachikiri atau seruling buluh yang menyentuh, shamisen yang lantang, dan drum taiko yang penuh hentakan. Kakegoe, yaitu bermacam pekikan dan teriakan yang dilepas baik oleh pemain musik dan penonton, bergabung dengan instrumen-instrumen tersebut.

Pakaian

Peserta matsuri mengenakan bermacam gaya pakaian, termasuk hachimaki (ikat kepala bergaya), happi (jubah yang membawa simbol komunitas), dan tabi (sejenis alas kaki kain dengan pemisah antara ibu jari dengan jari-jari lainnya untuk melengkapi geta atau sandal kayu tradisional). Yukata, kimono musim panas, juga merupakan pemandangan umum yang banyak dipakai penonton.

Stan Makanan

Yatai, atau stan makanan, menjual baik makanan matsuri tradisional maupun yang inovatif. Makanan yang populer adalah yakitori atau tusukan daging bakar, takoyaki atau adonan potongan gurita yang dibentuk bola, dan hashimaki atau crepe gurih yang digulung ke sepasang sumpit agar mudah dimakan. Banyak orang yang membawa pulang makanan ini sebagai suvenir bagi mereka yang tidak bisa menghadiri festival.

 

Berdandan sesuai acara

 

Bagaimana Saya Bisa Berpartisipasi?

Secara tradisional, matsuri adalah festival yang diadakan suatu komunitas untuk menghormati dewa-dewa lokal atau momen-momen bersejarah. Karena sebagian besar festival dirayakan untuk alasan yang berkaitan dengan daerah yang mengadakan, festival ini belum tentu bisa diikuti oleh para turis. Namun, meskipun Anda tidak bisa berpartisipasi ke dalam prosesi religius yang direncanakan dengan hati-hati, ada beberapa hal lain yang mungkin bisa Anda lakukan. Beberapa matsuri membuka diri ke masyarakat yang lebih luas dan mengundang partisipasi turis mancanegara.

Di beberapa festival, penonton mungkin bahkan ditawari kesempatan untuk membawa mikoshi. Obon, festival musim panas Buddha yang sangat penting, dirayakan di seluruh Jepang, dan tarian bon odori selama festival terbuka bagi siapa saja. Tarian-tarian dasarnya mudah dipelajari dan penduduk lokal dengan senang hati mengajarkan gerakannya pada Anda. Jika menari atau terlihat banyak orang membuat Anda tidak nyaman, Anda selalu bisa memilih untuk berpartisipasi diam-diam dengan mengenakan yukata, mengunyah makanan festival, dan menyerap atmosfer festival dari tempat penonton.

 

Matsuri adalah pengalaman menyenangkan bagi seluruh keluarga

 

Bergabunglah—Matsuri yang Bisa Anda Ikuti

Ada matsuri yang membolehkan partisipasi aktif di seluruh Jepang. Awa Odori di Kota Tokushima adalah salah satu festival tarian terbesar di Jepang dengan 1,4 juta peserta, dan area-area tertentu membolehkan siapa saja bergabung ke acaranya. Di Okinawa ada Festival Naha Ohtsunahiki yang konon telah dimulai sekitar tahun 1450 dan merupakan acara tarik tambang raksasa dengan peserta 15.000 orang. Cukup pilih satu sisi dan tarik sekuat tenaga Anda. Jika Anda penggemar sake, Kota Kitsuki di Oita mengadakan festival tahunan Doburoku pada bulan Oktober. Doburoku adalah minuman sake asli yang tidak disaring dan memabukkan. Berikan penghormatan Anda di kuil, minum sake sebanyak-banyaknya untuk memuaskan kecintaan Anda akan sake, lalu cobalah mengikuti kompetisi janggut dan rambut dengan kepercayaan diri yang baru.

Ada juga matsuri yang aneh tapi menarik. Di Kota Higashi-Osaka, Festival Owarai melibatkan sekitar 3.000 orang yang tertawa terus-menerus selama 20 menit untuk memastikan kebahagiaan bagi komunitas. Mengingat tawa tidak memiliki batasan bahasa, siapa pun bisa berpartisipasi. Atau ada Muon Bon Odori di Kota Tokai, Aichi, yang merupakan festival tari dalam keheningan total. Untuk menanggapi keluhan karena bising, musik festival dialirkan ke penari lewat alat dengar. Oleh sebab itu, festival sunyi ini terlihat aneh bagi mereka yang tidak bergabung. Bergabunglah dengan memasang alat dengar Anda dan ikutlah gerakannya.

 

Segenap upaya dikerahkan untuk melindungi marimo yang sangat langka

 

Matsuri tidak selalu berisi acara bersenang-senang dan bermain, beberapa berfokus pada isu-isu yang lebih serius. Marimo Matsuri, yang diadakan di Kota Kushiro di Hokkaido, dipusatkan di sekitar usaha-usaha konservatif untuk melindungi marimo, yaitu bola alga sangat langka yang tumbuh di perairan Danau Akan. Ainu, orang Jepang pribumi, melakukan beberapa ritual. Dari tepi danau, saksikan barisan orang Ainu yang berpakaian tradisional keluar menuju danau atau bergabung dengan yang lainnya di jalanan untuk melihat prosesi menyalakan obor.

Anjuran dan Larangan Selama Matsuri

Untuk menjaga keutuhan matsuri, hormati budaya dan tradisi Jepang. Berikut ini adalah beberapa anjuran dan larangan yang perlu Anda ingat.

Jangan memotong antrean atau buang sampah sembarangan. Menunggu itu menyebalkan, dan sampah itu merepotkan, tetapi tolong hormati aturan lokal. Jangan berharap masyarakat akan melayani Anda. Anda adalah turis yang berpartisipasi dalam budaya Jepang. Tidak semuanya berjalan seperti di negara Anda. Tetaplah berpikiran terbuka. Jangan ganggu acara-acara yang sudah dikoreografi. Miliki kesadaran akan lingkungan sekitar Anda. Jangan malu. Tidak perlu ragu bertanya jika Anda merasa tersesat.

Bergabunglah dengan penduduk lokal dan berpartisipasilah jika Anda bisa, dengan berdandan dan mempelajari tarian lokal. Miliki jiwa petualang untuk makanannya yang lezat. Bersenang-senanglah dan carilah teman di sana.



* Informasi di halaman ini dapat berubah sehubungan dengan COVID-19.

Anda mungkin juga akan menyukai...

Please Choose Your Language

Browse the JNTO site in one of multiple languages