FILOSOFI WABI SABI DALAM TRADISI UPACARA MINUM TEH DI JEPANG Culture
Filosofi Wabi Sabi dalam Tradisi Upacara Minum Teh di Jepang
Upacara minum teh sudah menjadi tradisi dan identitas masyarakat Jepang, meskipun sebenarnya upacara minum teh ini datang ke Jepang dari China melalui ajaran Zen Buddhisme. Dalam bahasa Jepang, upacara minum disebut dengan chanoyu (茶の湯) dan chado (茶道). Jika ditinjau dari karakter kanji pembentuknya, istilah chanoyu terdiri dari huruf ‘cha’ (茶) yang artinya teh dan ‘yu’ (湯) yang artinya air hangat atau air panas. Secara harfiah chanoyu berarti “air panas untuk teh”. Chanoyu juga mempunyai istilah lain, yakni chado (茶道) yang berarti “cara pembuatan teh”.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan populernya budaya Jepang di dunia, upacara minum teh pun ikut beradaptasi. Dari aktivitas yang hanya dilakukan oleh para elit biksu zen, hingga menjadi simbol status di antara panglima perang, sampai akhirnya saat ini menjadi bagian budaya Jepang yang siapa saja bisa ikut berpartisipasi di dalamnya.
Filosofi Wabi Sabi: Esensi Ritual Upacara Minum Teh di Jepang
Wabi Sabi adalah istilah yang berasal dari 2 kata yang disatukan. "Wabi" merepresentasikan pengalaman spiritual kehidupan manusia dan melambangkan kemurnian yang sifatnya tenang dan sadar. Sedangkan “Sabi” bermakna tradisional dan elegan dengan kesan damai yang tidak bisa digambarkan. Dalam upacara teh biasanya disebut Wabi-Cha, dengan melakukan upacara minum teh, kita diajak untuk memahami kesederhanaan dan ketidaksempurnaan.
Selain menjadi salah satu ekspresi spiritual, upacara minum teh juga merupakan ekspresi kultural masyarakat Jepang. Sekilas upacara minum teh terlihat seperti kegiatan yang sederhana, namun terdapat sebuah seni tradisional Jepang yang dilestarikan di dalam mempersiapkan teh, menyeduh teh, hingga dalam menjamu tamu.
Upacara Minum Teh Membangun Ikatan dan Memperkuat Hubungan Antara Tuan Rumah dan Tamu
Tujuan dari tradisi upacara minum teh Jepang adalah untuk menciptakan ikatan antara tuan rumah dan tamu serta menjaga keharmonisan hubungan keduanya. Tuan rumah menghargai kehadiran tamu di tempatnya melalui jamuan upacara minum teh yang dilakukan dengan urutan yang ketat dan gerakan yang rumit. Sang tamu pun menerima dan menghargai keramahan sang tuan rumah dengan mengambil waktu untuk minum hidangan teh yang disajikan—penanda bahwa sang tamu menikmati jamuannya dan juga waktunya yang dihabiskan bersama selama upacara teh berlangsung.
Para tamu yang dapat menikmati keramahan tuan rumah dalam suasana yang berbeda dari kehidupan sehari-hari yang serba cepat adalah tujuan dari aktivitas menyajikan dan menerima teh dalam upacara minum teh di Jepang modern saat ini.
Tata Cara Upacara Minum Teh Jepang
Pada dasarnya, upacara minum teh adalah pertunjukan dimana tuan rumah menyajikan teh hijau kepada tamunya secara formal. Upacara biasanya berlangsung di ruangan tradisional Jepang yang beralaskan tikar tatami. Urutan upacara minum teh bervariasi tergantung tempat dan waktu upacara dilaksanakan.
Namun tata cara pada umumnya biasanya, tuan rumah dan tamu akan saling membungkuk dan kemudian duduk sesuai posisi. Kemudian tuan rumah akan menyiapkan teh dengan peralatan meliputi pengocok teh (chasen), wadah teh untuk teh hijau bubuk (natsume), sendok teh (chashaku), mangkuk teh, wadah atau piring manisan, serta ketel dan anglo.
Sementara sambil menungggu, para tamu akan disuguhi manisan kecil (wagashi) yang akan dimakan sebelum meminum teh. Setelah teh disiapkan ke dalam mangkuk teh, tamu diharapkan mengangkat mangkuk teh sebagai tanda hormat dan ambil dengan tangan kanan kemudian letakkan di telapak tangan kiri. Dengan tangan kanan, putar searah jarum jam sekitar 90 derajat sehingga bagian depannya tidak lagi menghadap Anda. Minum teh dalam beberapa teguk dan letakkan kembali di atas tatami. Membungkuk dan mengucapkan terima kasih setelah menerima dan menghabiskan teh Anda.
Upacara minum teh, yang biasanya dapat bisa diikuti oleh para wisatawan adalah tipe upacara yang informal dan berlangsung dari 30 menit hingga 1 jam dengan jumlah partisipan sekitar 4 hingga 5 tamu per sesi. Anda juga bisa mengikuti tipe upacara minum teh formal yang organisasi tertentu dengan durasi upacara hingga 4 jam. Upacara minum teh dengan berbagai tingkat formalitas dan keaslian ditawarkan oleh banyak organisasi di seluruh Jepang, termasuk di beberapa taman tradisional, pusat budaya, dan hotel. Namun, Kyoto dan Uji adalah destinasi terbaik jika Anda ingin menikmati budaya minum teh Jepang yang tradisional dan otentik.