HOME Back

Use the

Planning a Trip to Japan?

Share your travel photos with us by hashtagging your images with #visitjapanjp

Suatu Hari di Matsumoto

"This train will stop at Matsumoto."

"Many thanks!"

Kereta lokal rapid yang saya tumpangi dari stasiun Nagano berhenti tepat pukul sebelas siang di stasiun Matsumoto. Saat itu matahari cukup terik, namun karena musim semi masih berlangsung, suhu masih terasa dingin. Seketika turun dari kereta, saya langsung mencari pintu keluar, karena saya sudah ditunggu oleh seseorang. Dari jauh, saya melihat seseorang yang memegang papan nama bertuliskan "Ashari Yudha - Indonesia".

"Nayamai?"

"Ah! You here! Welcome to Japan!" balasnya sambil tersenyum.

Nayamai adalah orang yang ditugaskan untuk menemaniku berkeliling Matsumoto dan Kamikochi dua hari ini. Kebetulan, saya ikut paket perjalanan wisata kali ini, jadi lebih santai. Liburan kali ini, saya lagi nggak mau ribet.

"Yeah, we have a lot of things to do here. But first i will let you to drop your luggage first at our hotel."

"It is far?" tanya saya.

"It is beside Matsumoto station." jawab Nayamai.

Ternyata benar saja, letaknya persis di samping stasiun Matsumoto. Tak sampai 5 menit, saya sudah sampai di lobby dan menitipkan tas di lobby, karena kami harus segera berangkat dan waktu check in belum tiba.

 

 

 

Usai berurusan dengan hotel, saya dan Nayamai nelanjutkan perjalanan menuju destinasi pertama yaitu Matsumoto Castle. Saya mulai memerhatikan detail dari kota Matsumoto. Belum banyak orang yang mengetahui tentang kota Matsumoto, khususnya Indonesia. Padahal Matsumoto ini memiliki cukup banyak destinasi yang menarik. Selain itu, jika kamu bosan dengan suasana kota yang ramai, kamu akan nyaman tinggal di Matsumoto. Kota yang tak terlalu besar dengan banyak jalan kecil, tapi asri dan nyaman untuk dieksplor dengan berjalan kaki saja. Kamu dengan mudah bisa menemukan banyak rumah tua di sepanjang jalan.

"Have you ever heard about Yayoi Kusama?" tanya Nayamai.

"Yeah of course. She is really famous for contemporary art, right?"

"She was born in here, and everything in here inspired by her." balas Nayamai.

Nayamai menunjukkan saya salah satu bus yang sedang berjalan. Bus itu memiliki motif polkadot yang merupakan ciri khas dari seorang Yayoi Kusama. Bagi kamu yang belum mengenal tentang Yayoi Kusama, monggo cari di internet. Intinya salah satu artist berbakat di dunia contemporary art lah.

 

 

Kami lalu menaiki bus dan Nayamai memberikan two day pass kepada saya. Two Day Pass ini bisa digunakan untuk berkeliling kota Matsumoto, Kamikochi, Norikura, dan Shirahone Onsen tanpa harus membeli tiket bus lagi.

 

 

Tujuan pertama kami adalah Matsumoto Castle yang merupakan salah satu dari 5 kastel yang dianggap National Treasure of Japan. Kastel yang sering disebut crow castle ini udah sangat tua, berdiri pada tahun 1593 di zaman Bunraku Period. Meskipun sudah terlihat tua, kecantikannya tak pudar. Malahan, semakin hari semakin banyak pengunjung yang datang. Saya malah kaget ketika ternyata saya harus antri, karena sempat terjadi gempa kemarin dan untuk menjaga kastel ini tetap aman, diberlakukan peraturan baru.  Dan yang bikin lebih keren lagi, kastel ini semuanya masih orisinil, tak ada yang diganti. Karena saat masa perang, castle ini nggak pernah kena serangan, jadi aman-aman saja. Selain itu ada satu keunikan lainnya, kalau dari jauh kita melihat Matsumoto Castle ini tampak memiliki lima lantai, padahal aslinya ada enam lantai! Lantai yang satunya tersembunyi dan tak terlihat dari luar. Demi perlindungan juga, disekeliling Matsumoto Castle dikelilingi sungai atau irigasi. Jadi yang ingin masuk ke kastel harus melewati jembatan, dan jika jembatan itu ditutup, mereka harus berenang melewati air yang katanya dulu itu banyak buayanya. Hihhhh!

 

 

 

 

Usai mengunjungi Matsumoto Castle, kami mampir sebentar ke sebuah jalan yang amat terkenal yang bernama Nawate Street. Nawate Street ini lebih sering dikenal dengan nama "Frog Street" rupanya merupakan jalan yang sudah ada sejak jaman tahun 1500-an yang dulunya merupakan batas antara pemukiman samurai dan warga biasa. Disebut frog street karena sepanjang jalan isinya patung atau boneka kodok dengan berbagai macam ukuran. Jadi dulu itu menurut Nayamai, banyak banget kodok di sekitar jalan ini, karena tepat disamping jalan ini adalah sungai Metoba. Di sepanjang Nawate Street, kamu bisa menemukan aneka macam toko mulai dari toko pernak pernik hingga toko jajanan. Wajib banget nyobain Takoyaki di sini atau mi Soba, karena katanya sih uenaaaaak pol. Sayang, saat itu hujan mulai turun, jadi saya nggak sempat banyak motret di Nawate Street. Padahal kalau lagi cerah, Instagramable banget lho si Nawate Street ini.

 

 

 

Singkat cerita, setelah hujan reda, kami berjalan kaki ke destinasi berikutnya yaitu Matsumoto Art Museum. Nah, ini yang tadi saya ceritakan di awal tentang Yayoi Kusama. Jadi Museum yang dibangun pada tahun 2002 ini didedikasikan untuk Yayoi Kusama. Ceritanya panjang, pada intinya Bu Yayoi Kusama ini pada masa kecilnya bisa melihat hal-hal yang kita nggak bisa liat. Nah, diantara banyak hal tersebut, ada satu hal yang sangat menganggunya, yaitu bayangan akan bentuk lingkaran atau polkadot. Untuk mengatasi rasa takutnya, ia mencoba mengekspresikan jiwa seninya via lukisan dengan menggambar secara terang-terangan dengan tema polkadot.

 

 

 

 

 

Banyak banget karyanya yang bisa dibilang nyeleneh juga tapi tetap punya artinya masing-masing. Dari mulai lukisan yang seram, hingga karya patungnya yang rata-rata dibentuk seperti penis manusia dilengkapi dengan polkadot. Pasti dijamin awalnya bingung ketika masuk ke dalam. Nah selain karya Bu Yayoi Kusama, ada beberapa karya lainnya yang bisa kamu lihat di Museum Art of Matsumoto ini, jadi bagi yang punya phobia akan polkadot juga bisa memilih exhibition lainnya.

 

Keywords

Cari

Categories

Tags

Authors

Please Choose Your Language

Browse the JNTO site in one of multiple languages