HOME Back

Use the

Planning a Trip to Japan?

Share your travel photos with us by hashtagging your images with #visitjapanjp

[Blog] “Berburu” Kereta Cepat di Jepang

Saya sangat passionate dengan transportasi umum seperti pesawat, bus, dan kereta.

Apalagi kereta, menurut saya ini adalah transportasi paling nyaman, menyenangkan, dan romantis untuk dinikmati.

Suara rel bergesek saat kereta berjalan, suara bel sebelum announcement kereta datang, dan suara-suara orang yang bertemu serta berpisah – semua ini membangkitkan memori dan kenangan manis masa lalu yang romantis dan sentimental.

Sebut saja Didi Kempot, ia menciptakan lagu ‘Stasiun Balapan’ yang berkisah tentang kekasih yang terpisah namun berjanji akan bertemu lagi di stasiun Solo Balapan.

Film Before Sunrise juga menceritakan sepasang pria dan wanita yang bertemu dan menjadi kekasih saat perjalanan kereta dari Budapest ke Vienna.

Juga tak lupa serial Densha Otoko yang menceritakan seorang wanita cantik yang jatuh cinta kepada seorang nerd karena ia menolongnya di dalam kereta commuter Tokyo.

Mungkin ceritanya tidak akan seromantis itu jika mereka bertemu di terminal bus ya?

 

Buat saya dan para pecinta kereta, atau biasa disebut dengan railfans, Jepang itu adalah destinasi yang wajib dikunjungi.

Tentunya sudah bisa ditebak, tujuan waktu pertama kali saya ke Jepang bukanlah untuk merasakan Shibuya crossing, belanja di Odaiba factory outlet, ataupun mencari ramen kesukaan Naruto di Konoha.

Saya ke Jepang hanya ingin menumpang kereta tercepat yang ada di dunia saat ini: Shinkansen!

Saya langsung mencoba Tokaido Shinkansen, rute klasik yang sudah ada sejak tahun 1964 saat pertama kali Shinkansen diluncurkan di Jepang, bersamaan dengan Olimpiade yang diadakan di Jepang pada waktu itu.

Dunia terkagum-kagum ke Jepang. Seluruh mata menyorot kereta biru putih ramping yang berbentuk seperti peluru tersebut.

Di era itu, hanya Shinkansen satu-satunya kereta yang bisa melaju dengan kecepatan 210 km/jam!

Saat ini, rute Tokyo - Osaka sepanjang 514 kilometer ini bisa ditempuh cukup dalam waktu 2 jam dan 30 menit dengan kecepatan maksimal 320 kilometer per jam.

Bayangkan, rangkaian sepanjang 8 kereta – bahkan bisa 16 kereta kalau 2 rangkaian digabung – bisa melesat dengan kecepatan seperti mobil Formula One!

 

Gimana rasanya naik Shinkansen?

Shinkansen bisa melaju dengan kecepatan di atas 300 km/jam. Anehnya, di dalam kereta itu rasanya jujur sangat nyaman.

Peredam kabin sangat baik, bahkan penumpang bisa tertidur pulas. Kopi panas di gelas pun tidak terlalu bergerak banyak, menandakan kereta sangat stabil.

Tapi waktu lihat ke jendela luar, whosssh whosshhh pemandangan di luar terasa cepat sekali berlalu. Kencang sekali kereta ini! Gak heran disebut sebagai bullet train.

Oh iya kalau kamu naik Shinkansen dari arah Tokyo, coba deh ambil sebelah kiri. Nanti kamu bakal bisa melihat Gunung Fuji yang sangat anggun jika cuaca cerah.

Saat ini, shinkansen dengan kecepatan tertinggi masih dipegang oleh Hayabusa Shinkansen. Hayabusa melayani rute arah utara ke Tohoku dan Hokkaido.

Tidak tanggung-tanggung, Hayabusa bisa mencapai kecepatan 320 km/jam!

Hayabusa shinkansen akan mudah dikenali karena warnanya cukup unik. Ia berwarna biru kehijau-hijauan di bagian atas dan warna putih di bawah, dengan aksen garis ungu di tengahnya.

Ada pengalaman menarik pada hari saat aku baru saja tiba di stasiun Osaka. Banyak anak kecil berlarian di peron sebelah sambil berteriak, “Doctor Yellowww! Doctor Yellow!”

Saya terdiam beberapa saat, sebelum langsung berlari menuruni eskalator dan langsung menaiki eskalator peron tempat kereta shinkansen berwarna kuning tersebut!

Nampak banyak orang ingin berfoto dengan kereta unik ini. Konon katanya, kalau kita bisa bertemu kereta ini, bakal ada keberuntungan yang akan datang ke kita loh!

Ternyata, Shinkansen berwarna kuning bernama Doctor Yellow ini adalah kereta inspeksi untuk mengecek jalur Shinkansen. Jika ditemukan ada anomali pada rel kereta, Doctor Yellow akan mendeteksi dan akan dilakukan perbaikan segera.

Jadwal Doctor Yellow sangat tidak tentu dan tidak dipublish oleh Japan Railways, jadi kalau kamu bisa ketemu, itu betul-betul kesempatan yang langka!

 

Paraktisnya naik Shinkansen!

Karena kepraktisan Shinkansen yang stasiunnya terletak di tengah kota, membuat orang lebih memilih menggunakan kereta.

Sebagai gambaran, untuk naik rute Tokaido Shinkansen, kamu harus merogoh 14,500 yen untuk kereta Nozomi atau 13,500 yen untuk kereta Hikari. Perbedaanya hanya stasiun pemberhentian Hikari lebih banyak daripada Nozomi.

Relatif mahal dibandingkan kalau kita membeli Japan Rail Pass. Dengan harga sekitar pulang pergi shinkansen Tokyo-Osaka, kamu bisa membeli Japan Rail Pass untuk dapat akses naik semua kereta JR dalam waktu 7 hari! Luar biasa murah kan!

Japan Rail Pass tidak bisa dibeli di Jepang. Kamu harus kamu beli dulu voucher-nya di berbagai travel agent sebelum ke Jepang, baru menukarnya di Jepang dengan pass fisik saat di stasiun.

Shinkansen memang cepat, namun ketika saya berkunjung ke museum kereta JR central di Nagoya, saya terhenyak ketika melihat prototipe kereta bernama SCMAGLEV yang akan beroperasi dengan kecepatan 500,5 kilometer per jam!

Luar biasa, kalau nanti SCMAGLEV sudah beroperasi, Tokyo ke Osaka mungkin akan bisa ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam ya?

Bayangin deh kamu sarapan pagi di Tsukiji Market di Tokyo, kemudian makan siang di Dotonbori Osaka, dan kembali untuk makan malam Tokyo. Rasanya pasti menyenangkan!

 

Selain Shinkansen, apa lagi kereta unik di Jepang?

Kalau kita mengunjungi Tokyo, sudah pasti kita akan menggunakan kereta. Hampir semua titik di Tokyo bisa dijangkau dengan kereta commuter. Biasanya saya langsung buka aplikasi map dan tentukan tujuan saya, kemudian pilih moda transportasi kereta. Nanti bakal ada nomor line kereta yang harus kamu ambil, transit di stasiun mana, hingga exit nomor berapa yang harus kamu lewati untuk mencapai tujuan kamu.

Jangan heran juga kalau kereta commuter Jepang mirip sekali dengan kereta commuter Jabodetabek yang bisa kamu lihat di Tanah Abang. Karena memang kereta commuter kita sebagian juga berasal dari negeri sakura ini!

Saya juga pernah mencoba kereta sleeper Jepang dari Tokyo ke Izumo. Kereta ini bernama Sunrise Izumo.

Berangkat dari Tokyo malam hari dan sampai Izumo di pagi hari. Kereta ini unik karena tidak ada tempat duduknya, hanya ada tempat tidur.

Ada beberapa kelas di kereta Sunrise Izumo. Dari kelas nobi-nobi (kelas ekonomi) yang berbentuk seperti bunk bed hostel, hingga kelas single deluxe yang seperti kamar hotel!

Jangan lewatkan sensasi melihat matahari terbit dari dalam kereta ini. Suasana pedesaan yang syahdu di pagi hari bakal membuat awal hari kamu jadi sangat bahagia.

Cari

Categories

Tags

Authors

Please Choose Your Language

Browse the JNTO site in one of multiple languages