HOME Back

Use the

Planning a Trip to Japan?

Share your travel photos with us by hashtagging your images with #visitjapanjp

[Blog] Pelesir Musim Dingin tak Terlupakan di Shirakawa-go

Sebagai penduduk negara tropis, salah satu impian yang kemudian tercapai namun selalu saya ulangi adalah pelesiran musim dingin ke Jepang. Rasa-rasanya tak pernah puas ingin merasakan gigil-gigil ketika salju turun, ketika angin Januari bertiup, ketika bots bersentuhan dengan aspal beku.

Dan setelah berkunjung dua kali ke Hokkaido pada momen terdinginnya, saya memilih Shirakawa-go sebagai tantangan berikutnya. 

Ada beberapa pintu masuk menuju Shirakawa-go, sebuah desa yang berada di lembah Sungai Shogawa yang membentang di pegunungan terpencil sepanjang Prefektur Gifu dan Toyama. Pada 1995, UNESCO meresmikannya sebagai World Heritage Site. Ikon Shirakawa-go adalah rumah tradisionalnya yang bernama Gassho-zukuri, yang secara harfiah berarti ‘berbentuk tangan yang memanjatkan doa.’ Mengacu pada atap jerami yang berbentuk segitiga curam.

Bentuk atap jerami tersebut tak sembarang dibikin, tetapi dibuat sedemikian rupa semenjak zaman nenek moyang untuk menyiasati tumpukan salju tebal ketika musim dingin tiba. Shirakawa-go memang terkenal memiliki musim dingin yang ganas ketimbang beberapa daerah lainnya di Jepang.

Kemudian, lewat pintu manakah sebaiknya kita memasuki Shirakawa-go?

Ada beberapa pilihan, antara lain melalui Toyama, Kanazawa dan Takayama. Karena sudah pernah ke Toyama beberapa waktu sebelumnya, pilihan tinggal dua. Namun, keputusan jatuh pada Takayama karena berkaitan dengan kemudahan jadwal bus dan ketertarikan saya pada kisah kota tuanya. 

Singgah Semalam di Takayama

Berjarak sekitar 50 menit dari Shirakawa-go, Takayama menjadi kota singgah favorit para pelancong. Perlu diingat bahwa Shirakawa-go memang hanya dapat dijangkau dengan mobil dan bus, tidak ada rute kereta langsung. Jadi, amat ideal untuk merehatkan diri di kota tua yang terkenal sebagai pusat perajin kayu nomor wahid pada era Shogun. 

Selain itu, walaupun bukan penggemar daging sapi, konon Hida Beef di Takayama ini dapat membuat kita mabuk kepayang karena kelezatannya.

Saya pun memilih penginapan yang berada tepat di depan Stasiun Takayama, yang juga bersebelahan dengan Takayama Hida Bus Center, di mana bus yang besok akan saya tumpangi bertolak. Untuk menuju Shirakawa-go, sebaiknya pesan bus tiket dari jauh hari karena permintaan cukup tinggi, terlebih pada musim dingin, M masa tercantiknya Shirakawa-go.

Saya memesan tiket Nohi Bus untuk sekali jalan, harganya 2.600 yen. Karena cuma punya waktu dua hari satu malam, saya memilih keberangkatan pukul 07.20 pagi, di saat dinginnya udara pagi dan musim dingin berpadu manis.

Bermodal beberapa jam di Takayama--seyogianya matahari terbenam lebih awal pada musim dingin--saya pun lekas keluar penginapan setelah menaruh koper. Area Kota Tua tak berapa jauh, sekitar satu kilometer, dan sepanjang jalan terasa begitu indah karena salju bertaburan seperti bedak di atas pepohonan. Juga di atas atap kayu cokelat yang mengantarkan saya pada nuansa Jepang era Ninja.

Sayangnya, tetiba hujan salju melebat dan menggelapkan langit, juga pandangan mata. Saya pun singgah di toko yang berjajar di Kota Tua, cuci mata dan menghangatkan diri barang sebentar. Rencana menuju area pasar dan kuil gagal seketika, toko yang menjajakan Hida Beef juga tutup.

Saya memutuskan pulang memandangi bulir-bulir salju yang meleleh di atas kepala. Mesti ada waktu khusus untuk kembali ke Takayama, batin saya.

Akhirnya Menginjakkan Kaki di Shirakawa-go

Ada beberapa desa wisata yang populer di Shirakawa-go, tetapi yang terbesar dan memiliki rumah tradisional berusia 250 tahun adalah Ogimachi. Bus pun berhenti di desa ini, yang juga menawarkan banyak Minshuku, rumah yang dijadikan penginapan bagi pengunjung.

Berhubung datang pada bulan ganas musim dingin, Januari, hujan salju pun menyambut begitu saya turun dari bus. Bagi yang bertanya kapan waktu terbaik untuk mendapatkan salju tebal di Shirakawa-go, rasanya antara Desember dan Januari. Namun, pantau selalu prakiraan cuaca karena terkadang turunnya salju juga bergeser waktunya.

Keluar dari terminal, di sisi kiri membentang jalan yang merupakan jalan utama di Shirakawa-go, yang pada ujungnya terlihat gunung salju menjulang menakjubkan. Dan inilah sekilas atraksi yang patut dituntaskan di Shirakawa-go.

  1. 1. Mengeksplor Rumah Tradisional Shirakawa-go

Ada tiga rumah tradisional Shirakawa-go yang bisa dikunjungi turis. Cukup membayar tiket masuk (yang dijual di depan pintu masing-masing rumah) dan menaati peraturan yang ada. Sebagai contoh, pengunjung tidak diperbolehkan memakai alas kaki untuk menjaga kayu yang berusia ratusan tahun. Jangan lupakan juga untuk naik ke atas untuk melihat struktur atap yang unik karena dibangun tanpa paku sama sekali.

Yang wajib dikunjungi adalah Wada-ke House, rumah terbesar di Ogimachi dan posisinya paling depan. Kemudian, di tengah desa terdapat Kanda-ke House dan Nagase-ke House. Ketiganya sudah beralih fungsi sebagai museum.

  1. 2. Mengunjungi Museum Gassho-zukuri Minkaen

Serupa dengan sebelumnya, Gassho-zukuri Minkaen adalah sebuah kompleks museum yang terdiri dari beberapa rumah tradisional Shirakawa-go. Lokasinya di ujung desa dan dapat dicapai dengan melewati sebuah jembatan cukup panjang yang menawarkan pemandangan luar biasa indah. Jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke sini!

  1. 3. Berfoto di Shiroyama Viewpoint

Ini adalah salah satu hal yang wajib dilakukan saat berkunjung ke Ogimachi. Jika sudah pernah melihat foto-foto pemandangan desa di Shirakawa-go yang berbalut salju tebal, dari sinilah foto tersebut diambil. Shiroyama Viewpoint dapat dicapai dengan shuttle bus yang pemberhentiannya tidak jauh dari Wada-ke House.

Sebenarnya Shiroyama juga dapat ditempuh dengan berjalan kaki, tetapi biasanya jalur tertutup salju pada musim dingin sehingga tidak dapat dilewati.

  1. 4. Menengok Myoenji Temple

Jika punya banyak waktu, tidak ada salahnya berjalan kaki menuju Myozenji Temple, terlebih kita akan disuguhi pemandangan gunung yang sangat indah di sepanjang jalan. Berbeda dengan arsitektur kuil pada umumnya, atap kuil di sini juga mengikuti struktur atap jerami yang curam khas Gassho-zukuri.

  1. 5. Belanja Suvenir dan Mencicipi Hida Beef

Tak lengkap rasanya kunjungan ke Shirakawa-go tanpa membeli suvenir lokal, utamanya yang berbentuk Gassho-zukuri. Selain itu, banyak juga kerajinan tangan yang menarik, entah terbuat dari kayu ataupun bambu dan batu.

Apabila perut mudah berkeroncong karena udara yang dingin, silakan mampir ke kios-kios yang menjajakan Hida Beef yang disajikan menjadi sate. Praktis dan lezat mengganjal perut di saat menikmati pengalaman tak terlupakan menginjakkan kaki di Shirakawa-go.

Mungkin saja kelima hal di atas tidak semuanya dapat dipenuhi dalam satu kunjungan, tetapi apabila mendapat kesempatan menyambangi Shirakawa-go; atraksi apakah yang tidak ingin kalian lewatkan?

 

Keywords

Cari

Categories

Tags

Authors

Please Choose Your Language

Browse the JNTO site in one of multiple languages