

Rute perjalanan Hida Takayama ke Kyoto dalam 5 Hari Susuri jalan kuno dengan berjalan kaki melewati berbagai desa tak tersentuh untuk merasakan tradisi dan warisan Jepang
Ikuti aneka rute tua melintasi pegunungan tanpa tergesa-gesa untuk meresapi keelokan berbagai desa tradisional dan kehidupan sehari-hari di Jepang, dari Hida Takayama hingga ke Kyoto.
Atraksi
- Berbelanja di Pasar Pagi Jinya Asaichi yang sebagian besar tidak berubah sejak zaman Edo
- Hamparan pemandangan ke atap jerami tradisional di Shirakawa-go yang menawan
- Pertemuan antara era lama dan baru di Kanazawa, mulai jalanan samurai hingga seni modern
- Susuri jalan di Tetsugaku-no-michi atau Jalur Jalan Kaki Philosopher's Path di Kyoto untuk melakukan perjalanan kecil ke berbagai wihara tradisional
Kota gunung yang bersejarah di Pegunungan Alpen Jepang ini mudah ditempuh dari Stasiun Nagoya menggunakan kereta api limited express. Berjalan-jalan di sekitar bangunan zaman Edo dan Meiji yang terawat dengan baik membuat Anda merasa seperti kembali ke masa lalu. Area ini terkenal akan kerajinan tradisionalnya dan Anda bisa menyaksikan proses pembuatan kerajinan di sini, seperti mengukir, menenun, merajut, dan ikat celup.
Sekitar 30 rumah terawat dengan atap jerami lancip yang dikenal sebagai gassho-zukuri tersebar mengelilingi kolam, seperti pemandangan di sebuah dongeng. Kebanyakan area dibuka untuk umum.
17 menit
Bus keliling yang mengantar para pengunjung berkeliling kota, berhenti di sebuah museum menarik yang sebenarnya berada di dalam gunung. Di sini, Anda akan menemukan arak-arakan dan boneka ukiran yang digunakan dalam Festival Takayama.
30 menit
Photo: 写真提供/高山市
Pasar pagi tradisional terbuka ini telah menjadi bagian kehidupan masyarakat lokal sejak zaman Edo (1603-1867). Buka setiap pagi mulai sekitar pukul 06.00 hingga tengah hari, Anda bisa menemukan berbagai bahan segar, bunga, serta kerajinan.
Desa Warisan Budaya yang indah ini, tersembunyi di balik gunung terpencil, jauh dari kehidupan modern. Dirancang untuk melindungi para penghuninya dari salju lebat, rumah-rumah ini dibangun dengan gaya gassho-zukkuri ciri khas daerah ini, dengan atap jerami curam. Kebanyakan rumah ini berusia lebih dari 250 tahun. Malam hari saat musim dingin, ketika rumah diselimuti salju dan seluruh desa bercahaya, suasana magis terasa di desa ini. Jangan lewatkan pemandangan rumah dari anjungan pengamatan Kota Hagimachi. Beberapa rumah bisa ditempati untuk menginap.
Kota bersejarah di pesisir prefektur Ishikawa ini bersaing dengan Kyoto karena keindahan dan peninggalannya. Pernah dihuni oleh klan Maeda yang kaya dan berkuasa, budaya dan kerajinan di kota ini bernilai seni tinggi. Susuri distrik samurai tradisional, temukan kerajinan emas dan pernis serta kelilingi salah satu taman terindah di Jepang.
15 menit
Sebagai salah satu taman berperingkat “tiga teratas” di Jepang, banyak yang menganggap Kenrokuen sebagai puncaknya. Lintasi jalan berkelok-kelok melewati taman klasik Jepang yang telah ditanami sejak abad ke-17. Dirancang agar memikat sepanjang tahun, selalu ada yang bisa dilihat di taman ini.
7 menit
Tak jauh dari Taman Kenrokuen, museum seni modern ini dirancang untuk memberikan kejutan dan inspirasi, dengan arsitekturnya yang berani, ruang interaktif, dan pameran karya seni mencolok dari seluruh dunia. Koleksi tetapnya bebas dinikmati untuk umum termasuk “Blue Planet Sky” karya James Turrell dan “Swimming Pool” karya Leandro Erlich.
10 menit
Terletak di sebelah Taman Kenrokuen , istana ini merupakan rekonstruksi dari versi aslinya yang dibangun pada paruh kedua abad ke-16, dan masih dalam pengerjaan. Dengan struktur taman yang luas dan elegan, Anda bisa dengan mudahnya membayangkan kekayaan klan Maeda yang mendominasi area ini.
15 menit
Anda mungkin akan merasa seperti berada dalam film Akira Kurosawa saat menyusuri jalur sempit yang berbatasan dengan tembok dinding tinggi. Kunjungi Nomura-ke, rumah yang dipugar dan mengungkapkan kehidupan sehari-hari keluarga samurai.
3 menit
Kanazawa terkenal akan teknik celup warna yuzen-nya yang halus, dan digunakan untuk membuat desain kimono yang mewah. Kunjungi studio di dekat distrik samurai untuk menyaksikan para pengrajin bahkan berpartisipasi untuk mewarnai desain-desainnya. Anda juga bisa menyewa kimono dan memakainya di area ini.
25 menit
Sebelum meninggalkan Kanazawa, pastikan untuk mengunjungi distrik kedai teh tradisional ini, yang pernah menjadi pusat budaya geisha Kanazawa. Jalanannya dipenuhi rumah kayu machiya, yang sebagian besar menawarkan kerajinan dan cendera mata tradisional.
Kyoto mempertahankan begitu banyak pesona sejarahnya. Pernah menjadi ibu kota Jepang pada zaman Heian dari tahun 794 hingga 1185, Kyoto mewakili lambang seni, budaya, dan kehidupan beradab di Jepang. Identik dengan upacara minum teh dan geisha, jangan sampai melewatkan kota ini.
8 menit
Sebelum menjelajahi kota, kunjungan ke museum yang terletak di pusat Jalan Sanjo yang modis ini akan memberikan Anda gambaran yang baik tentang sejarah dan budaya area ini. Bangunan ini, dahulu adalah bank yang dibangun tahun 1906, layak untuk dikunjungi karena interior kayunya yang megah dan tembok bata merah putihnya yang khas.
19 menit
Dikenal sebagai Gion Corner, tempat pameran dan pertunjukan ini adalah tempat yang terkenal akan tarian musimannya, saat maiko dan geisha Kyoto menampilkan gerakan mereka yang menawan. Anda juga bisa menyaksikan upacara minum teh, merangkai bunga, koto, musik upacara gagaku, panggung boneka bunraku, dan drama kyogen.
7 menit
Pintu gerbang berwarna merah cerah yang dramatis akan menyambut Anda di “Gion-san”, kuil yang melayani distrik geisha Gion. Dikatakan telah dibangun pada tahun 656 atau 876, kuil ini menjadi fokus kegiatan Festival Gion saat musim panas.
8 menit
Berkaitan erat dengan master teh yang hebat Sen no Rikyu, kuil Zen yang dibangun pada tahun 1606 ini mengabadikan musim di tamannya yang indah. Para pengunjung saat musim semi, panas, dan gugur bisa menikmati taman ini yang bercahaya pada malam hari.
15 menit
Wihara megah yang terletak di gunung di atas Gion ini patut dikunjungi, meski agak ramai. Berjalan kaki menyusuri jalan sempit Ninenzaka dan Sannenzaka ke wihara di atas bukit di Higashiyama. Hondo kayu, atau aula utama, terletak menjorok di atas tebing.
Wihara ini merupakan Paviliun Perak , berbeda dengan Kinkakuji yang merupakan Paviliun Emas. Awalnya merupakan vila elegan, bangunan ini diubah menjadi wihara pada tahun 1490 dan menjadi contoh utama gaya desain zen. Taman minimalis serta berlumut dan berkerikil seakan menjadi sambutan yang memberikan tempat peristirahatan dari ramainya jalan pertokoan sekitar.
5 menit
Mengikuti arah kanal kecil, jalur pejalan kaki dengan jejeran pohon yang indah ini berkelok dari Wihara Buddha Ginkakuji , berbalik arah menuju ke kota. Tampa mencolok saat musim semi, ketika bunga sakura merekah di atas kepala dan kelopaknya mengubah warna air menjadi merah muda. Jalur ini juga tetap cantik sepanjang tahun, dihiasi aneka kuil tenang termasuk Kuil Shinto Otoyo-jinja yang unik dengan patung tikus penjaganya.
10 menit
Sebuah wihara zen dengan gerbang kayu yang megah, Nanzenji terkenal akan lukisan indahnya dan warna musim gugurnya. Di pelatarannya, Anda bisa menemukan struktur yang tak biasa: sebuah saluran air berdinding bata dari tahun 1890 dan disebut sosui, yang mengalirkan air dari Danau Biwa di dekatnya.
15 menit
Meskipun kuil ini dibangun tahun 1895, paviliun megah berwarna merah dari Heian-jingu begitu mengesankan, dirancang dengan gaya asli Istana Kekaisaran Heian. Di balik kuil ini terdapat taman tradisional yang terkenal akan pohon sakuranya yang merunduk. Area di sekitar kuil ini dihuni agi Museum Seni Kota Kyoto dan Museum Seni Modern Nasional Kyoto.
30 menit
Distrik pusat hiburan dan perbelanjaan ini juga merupakan sentra transportasi yang nyaman, dengan berbagai kereta api dan bus yang menghubungkan ke berbagai tempat wisata utama di Kyoto. Beberapa pusat perbelanjaan, restoran, dan hotel terkemuka juga ada di sini.
Sejajar dengan jalan utama, Pasar Nishiki merupakan pasar makanan tertutup yang juga dikenal sebagai “dapur Kyoto”. Sekitar Jalan Shinkyogoku merupakan tempat yang bagus untuk memilih oleh-oleh asli daerah ini sebelum Anda melanjutkan perjalanan.
Di sebelah selatan Stasiun Kyoto yang terkenal akan pabrik sakenya, Kuil Shinto Fushimi Inari Taisha menarik pengunjung ke areanya yang tenang dan dijaga para dewa rubah yang disebut Inari. Terdapat gerbang torii merah yang membentuk terowongan menuju hutan di belakang bangunan utama. Untuk sedikit meregangkan kaki, teruskan perjalanan menyusuri pepohonan hutan menuju Gn. Inari sejauh 233 meter.